DUNIA PERGAULAN
A. Latar
Belakang
Dewasa ini, pergaulan
bebas yang terjadi di kalangan remaja banyak berasal dari eksploitasi seksual
pada media massa
yang ada di sekeliling kita. Eksploitasi seksual dalam video clip, majalah, televisi dan film-film ternyata medorong para
remaja untuk melakukan aktivitas seks secara sembarangan di usia muda. Dengan
melihat tampilan atau tayangan seks di media, para remaja itu beranggapan bahwa
seks adalah sesuatu yang bebas dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja.
Oleh karena itu, kami
tertarik untuk membahas tema “Pergaulan Bebas Remaja Masa Kini”. Dengan
membahas tema ini diharapkan akan didapatkan wawasan tentang pergaulan remaja
dan hal-hal yang menyertainya. selain itu kami juga berharap makalah ini dapat
menjadi pedoman yang baik dalam pergaulan remaja yang sesuai dengan tuntunan
agama dan negara. Akan dikaji lebih lanjut sebagai informasi bagi kaum remaja yang sangat berkaitan
erat dengan tema di atas.
B. Rumusan Masalah
1. Perihal apa saja yang dapat dikategorikan sebagai
pergaulan bebas?
2. Apakah modernisasi berpengaruh terhadap pergaulan
bebas?
3. Apa saja yang menjadi faktor
pendorong terjadinya pergaulan bebas yang tidak bisa dikontrol?
4. Apakah setiap negara memiliki
persamaan pandangan tentang pergaulan bebas?
5. Bagaimanakah cara yang efektif untuk mencegahnya
terjadinya pergaulan bebas?
C. Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka makalah ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dapat dikategorikan sebagai
pergaulan bebas.
2. Untuk mengetahui pengaruh modernisasi terhadap pergaulan bebas.
3. Untuk mengetahui factor-faktor pendorong terjadinya pergaulan bebas
yang tidak bisa dikontrol.
4. Untuk mengetahui pandangan berbagai negara mengenai pergaulan bebas.
5. Untuk mengetahui cara-cara yang efektif untuk mencegah pergaulan bebas
yang tidak terarah.
D. Manfaat
Dengan ini remaja dapat mengerti
apa peran orangtua sehingga mereka akan menghargai peran dan usaha-usaha yang
dilakukan orangtua demi membentuk lingkungan yang baik untuk mereka.
Dari hasil pengamatan ini, kita dapat mengetahui
perbedaan definisi pergaulan bebas di berbagai lingkungan serta pandangan
masyarakat yang tinggal di daerah tersebut terhadap pergaulan bebas. Selain
itu, kita dapat pengetahui cara-cara yang terbaik untuk menghindari
keterjerumusan remaja dalam pergaulan bebas.
1. Pengertian Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas sering dikonotasikan dengan sesuatu yang
negative seperti seks bebas, narkoba, kehidupan malam, dan lain-lain. Kita
tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku
menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma
ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di
lingkungan maupun dari media massa.
Pergaulan bebas adalah suatu keadaan dimana terjadinya interaksi antar lawan
jenis. Arti dari pergaulan bebas dapat meluas sampai pada tahap dimana dua
individu berpacaran. Pergaulan bebas tidak mencakup hubungan istimewa antara
dua individu, melainkan mencakup interaksi antar lawan jenis yang terjadi di
masyarakat, sekolah, kantor, dan lain sebagainya.
Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak
terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan,
pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin
berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa
Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiency
Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok
umur remaja, salah satu penyebabnya akibat pergaulan bebas. Demikian pula
masalah penyalahgunaan obat-obatan seperti narkoba sangat memprihatinkan.
Sekarang ini di kalangan remaja pergaulan bebas semakin meningkat terutama di
kota-kota besar. Hal ini terjadi karena kurangnya bimbingan dan perhatian dari
orang tua.
Sebelumnya para peneliti ini telah menemukan hubungan antara tayangan seks di televisi dengan perilaku seks para remaja.
Sebelumnya para peneliti ini telah menemukan hubungan antara tayangan seks di televisi dengan perilaku seks para remaja.
Secara umum, kelompok remaja yang paling banyak mendapat
dorongan seksual dari media cedeerung melakukan seks pada usia 14 hingga 16
tahun 2,2 kali lebih tinggi ketimbang remaja lain yang lebih sedikit melihat
eksploitasi seks dari media.
Maka tidak mengherankan kalau tingkat kehamilan di luar nikah
sangat meningkat dari tahun ke tahun, begitu juga pengakit menular seksual
(PMS) kini menjadi ancaman kesehatan publik.
Karena modernisasi, pergaulan bebas merupakan hal yang sudah
sewajarnya terjadi. Batas sampai dimana pergaulan bebas boleh berlangsung
berbeda dari masyarkat tertentu ke masyarakat lainnya. Karena kondis emosional
yang labil dan pencarian jati diri tanpa arahan,sering kali remaja terjerumus
dalam pergaulan bebas yang bersifat negatif.
Modernisasi sangat berpengaruh dalam segala hal terutama
pergaulan bebas. Karena dari tayangan televisi yang sebenarnya berkategori
dewasa yang kerap disaksikan oleh anak-anak dan remaja sering kali terjadi
kesalahpahaman terhadap arti dari pergaulan bebas sehingga hal tersebut
dipandang sebagai sesuatu yang negatif oleh kebanyakan
masyarakat.Keterjerumusan pergaulan bebas yang tidak positif dapat berupa seks
bebas, narkoba, dan tindakan kriminal lainnya.
2. Pengertian Seks Bebas
Seks Bebas
Pergaulan bebas di kalangan remaja, baru-baru ini saja terjadi.
Dijelaskan, indikator dari memiliki akhlaq yang buruk antara lain adalah
memiliki sifat takabur, hasud, dendam, mudah marah, bohong, ingkar janji,
menyia-nyiakan waktu, tidak punya rasa malu, buruk sangka, penakut dan
sebagainya. "Sedangkan indikator dari prilaku fatamorgana antara lain suka
pacaran, seks bebas, narkoba, merokok, meminum khamar, gila mode, lupa aurat,
konsumtif, percaya pada astrologi dan lain-lain. Semua prilaku tersebut sangat
tidak baik bila terus menggelayuti kehidupan kita, sehingga harus dihindari
semampu kita.
1. Resiko seks bebas
Ada dua dampak yang ditimbulkan dari
perilaku seks di kalangan remaja yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual.
Di Amerika. setiap tahunnya hampir satu juta remaja Perempuan menjadi hamil dan
sebanyak 3,7 juta kasus baru infeksi penyakit kelamin diderita oleh remaja.
Kehamilan remaja bahkan sudah terbukti dapat memberikan risiko terhadap
ibu dan janinnya. Risiko tersebut adalah disproporsi (ketiduksesuaian ukuran)
janin, pendarahan, prematurilas, cacat bawaan janin, dan lain-lain. Bagi remaja
laki-laki, masalah juga timbul karena ketidaksiapan mental dan tanggung jawab
mereka sebagai ayah.
Selain hamil, timbulnya penyakit menular seksual pada remaja juga perlu
dicermati. Penyakit tersebut ditularkan oleh perilaku seks yang tidak aman atau
tidak sehat. Misalnya, remaja yang sering berganti-ganti pasangan atau
berhubungan dengan pasangan yang menderita penyakit kelamin. Selain akan
membawa cacat kepada bayi, Penyakit menular seks yang menyerang usia remaja
juga dapat mengakibatkan penyakit kronis dan gangguan kesuburan di masa
mendatang.
2. Faktor seks bebas
- Faktor individual
- Faktor individual
Kebanyakan dimulai pada saat remaja,
sebab pada remaja sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial
yang pesat.
- Faktor lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat:
A) Komunikasi orang tua dan anak kurang baik
B) Hubungan kurang harmonis
C) Orang tua yang bercerai, kawin lagi
D) Orang tua terlampau sibuk, acuh
E) Orang tua otoriter
F) Kurangnya orang yang menjadi teladan dalam hidupnya
G) Kurangnya kehidupan beragama
- Lingkungan Sekolah
A) Sekolah yang kurang disiplin
B) Sekolah terletak dekat tempat hiburan
C) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif.
D) Adanya murid pengguna
B) Alat Modern
B. Pembahasan
1. Pacaran
1. Pacaran
Pacaran bukanlah hal yang tabu untuk
dibicarakan oleh remaja. malah, hal-hal yang berhubungan dengan kecintaan
terhadap lawaan jenis merupakan hal yang wajar dan lazim terjadi, dan ini
merupakan fitrah manusia. Para remaja dengan
bebas saling bertukar perasaan, bercengkerama, bercampur baur (ikhtilat) antara
lawan jenis, disebut sebagai budaya pacaran, bahkan tak ayal, beberapa remaja
mempraktekkan rasa cinta mereka dengan melakukan sesuatu yang lebih jauh dari
apa yang kita bayangkan.
Namun pacaran bukanlah wadah yang
tepat untuk menyalurkan atau menampung perasaan yang disebut dengan cinta.
Banyak orang (lover) yang mengagungkan dan memproklamirkan cinta dengan
rangkaian kata yang begitu indah di dengar. Namun, banyak cinta yang demikian
berujung pada pembunuhan bayi yang baru lahir tetapi tidak diinginkan, banyak
orang bercinta melakukan hal yang keji, dan tak jarang ada pula cint yang
berubah menjadi perceraian dan membawa ke masa depan yang suram.
Dengan kata lain,
pacaran adalah media awal bagi remaja untuk menuju ke pergaulan bebas dan
berakibat tidak baik bagi pelakunya.
2. Pengaruh Modernisasi terhadap Pergaulan Bebas
Kemajuan teknologi saat
ini tidak bisa dipungkiri lagi, apalagi dipisahkan dari masyarakat khususnya
para remaja. Berbagai akses informasi dari belahan dunia bisa langsung kita
ketahui hanya dalam hitungan detik, seolah dunia ini semakin sempit.
Kemajuan
ini tentunya membuat perubahan yang amat besar bagi umat manusia dengan segala
perbedaan dan budayanya. Perubahan ini juga tentunya membawa dampak besar
terhadap transformasi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Dampak yang kita
saksikan begitu jelas dan besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai –
nilai kebudayaan, hal ini memicu adanya proses modernisasi. Teknologi seperti
televisi, telepon dan telepon genggam ( HP ), bahkan internetpun bukan menjadi
sesuatu yang aneh mulai dari kota
hingga pelosok-pelosok desa. Akibatnya baik nilai positif maupun negatif dapat
dengan mudah diakses oleh masyarakat. Tanpa kita sadari perlahan-lahan mulai
merubah pola hidup dan pola berpikir masyarakat khususnya masyarakat pedesaan
dengan segala image yang menjadi ciri khas tersendiri bagi mereka.
Di kalangan remaja yang merupakan komponen
terpenting masyarakat yang paling rentang terkena dampak dari modernisasi ini,
kenapa? Karena mereka lebih dekat dan lebih banyak berinteraksi dengan
teknologi seperti televisi, HP, ataupun internet. Dan juga secara pengaruh
merekalah yang paling rentan terkena pengaruh / dampak negatif dari teknologi
tersebut. Dulu kita lihat para siswa bersekolah hanya dengan membawa buku –
buku pelajaran ataupun alat tulis, tapi kini kita dapat saksikan para siswa
berangkat sekolah dengan HP yang sudah menjadi barang wajib bagi mereka. Entah
sebenarnya mereka benar – benar membutuhkannya sebagai alat komunikasi atau
tidak, yang jelas sekarang bagi para remaja, HP merupakan sarana gaul yang
mutlak mereka miliki. Dan inipun kembali menjadi ajang kompetisi tersendiri
bagi mereka, semakin bagus dan canggih HP yang mereka punya, semakin gaul dan
percaya dirilah mereka. Dari mana meraka mendapatkan HP tesebut? Tentunya dari
orang tua, apalagi bagi mereka yang tergolong berkecukupan. Orang tua seperti
itu akan merasa bangga jika sudah bisa memenuhi permintaan – permintaan anaknya
tanpa memperhatikan lebih jauh dari dampak yang akan ditimbulkan. Dan anehnya
jika dampak negatif si anak sudah dirasa oleh orang tua, mereka pasti akan
menyalahkan mereka.
Memberikan alat komunikasi seperti HP
kepada anak sebenarnya bukan hal yang salah, kerena dengan hal tersebut mungkin
orang tua berharap, komunikasi dengan si anak menjadi lebih mudah dan lancar.
Akan tetapi hal tersebut menjadi boomerang
ketika ternyata HP tersebut disalahgunakan untuk hal-hal negatif seperti
menyimpan foto-foto ataupun video porno, dan juga digunakan sebagai alat yang
memperlancar komunikasi dengan lawan jenis seperti pacaran. Sehingga, dampak
negatif si anak seperti pergaulan bebas, seks diluar nikah dan menurunnya
prestasi belajar bahkan juga bisa terjadi anak mengambil uang ataupun barang
milik orang tua tanpa izin hanya untuk membeli pulsa. Jika sudah seperti ini
siapa lagi yang akan disalahkan? Oleh karena itu orang tua sebaiknya
memperhatikan secara matang-matang tentang dampak bagi si anak sebelum
memberikan barang seperti HP atau yang lainnya. Selain itu orang tua juga
baiknya ikut mengawasi dan mengarahkan agar anak tidak lepas kontrol dalam
menggunakan HP, apalagi sekarang sudah banyak HP dengan segudang fitur yang
membuat para remaja semakin tertarik untuk memilikinya. Seperti camera, video recorder, hingga internet di suguhkan di benda ini.
Selain HP, kemajuan kemajuan tehnologi
juga ditandai dengan masuknya akses internet yang saat ini telah menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari gaya
hidup remaja. Dengan internet meraka dapat dengan mudah mengakses data-data
informasi dari seluruh dunia. Tentu tidak semua informasi yang disajikan adalah
informasi yang layak diakses oleh para remaja. Terkadang dengan internet meraka
dapat dengan bebas menyaksikan hal yang berbau pornografi dan pornoaksi yang
memang dapat diakses dengan mudah di dunia maya ( internet ). Tentu hal ini
menimbulkan efek yang kurang baik bagi perkembangan kepribadian remaja. Dari
yang semula mereka merasa tabu tentang seks, sampai akhirnya mereka melihat
seksualitas yang di obral di internet tanpa pengarahan dan bimbingan yang tepat
dan mereka merasa penasaran bahkan mencobanya. Karena itu, tak heran jika saat
ini pergaulan remaja khususnya di Indonesia menjadi sangat
menghawatirkan dan meresahkan masyarakat terutama orang tua.
Televisi juga merupakan produk modernisasi
yang memberikan dampak besar terhadap kehidupan dan perubahan nilai-nilai
masyarakat. Khususnya para remaja, banyak dari mereka yang meniru gaya hidup dari publik
figur yang mereka saksikan lewat televisi. Mulai dari model baju terbaru,
potongan rambut, bahkan tak jarang dari mereka yang meniru tingkah laku para
selebritis yang meraka lihat di televisi, tanpa perduli apakah gaya dari publik figur yang meraka tiru
sesuai dengan kondisi dan situasi dimana meraka tinggal atau tidak. Memang pasa
masa transisi ini para remaja mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas
dijunjung tinggi dan dipuja, serta menjadikan role modelnya itu sebagai
identitasnya. Tak heran jika kita dapati banyak remaja yang meniru gaya selebritis idola meraka, dari mulai gaya
rambut, gaya berbusana bahkan gaya pacaran para artis yang mereka saksikan
lewat televisi.
Kita sebagai remaja seharusnya lebih
mengerti kondisi dan kewajiban kita sebagai anak sekaligus harapan keluarga dan
Bangsa ini. Masa remaja merupakan masa yang paling rentan dalam perkembangan
kejiwaan. Pada usia remaja ini, kita telah meninggalkan usia kanak-kanak dimana
kita tidak dapat disebut lagi sebagau anak kecil. Tapi juga belum bisa diterima
dalam kelompok orang dewasa. Pada masa ini remaja telah mulai mencari-cari
siapa dirinya sebenarnya ( looking for identity / identity information ),
berusaha untuk menemukan kelompok atau teman-teman yang mau mengakui kemampuan
dan menghargai dirinya dan telah mulai memiliki minat terhadap lawan jenis (
minat seksual ). Masa remaja adalah masa pencari jati diri, dan bisa saja dalam
proses pencarian jati diri itu remaja tersebut melaluli jalan yang benar atau
jalan yang salah. Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya,
maka remaja akan kehilangan arah dan berdampak buruk terhadap perkembangan
kepribadiannya dimasa yang akan datang. Itulah kenapa masa remaja adalah masa
yang paling rawan terhadap pengaruh yang datang daru luar. Baik itu positif
ataupun negatif, disinilah peran sebagai orang tua sangat dibutuhkan untuk
membimbing dan mengarahkan anak remaja agar tidak kehilangan kontrol dirinya ( self control ).
Semestinya juga sebagai orang tua, selalu
memantau perkembangan anak,dengan tanpa mengekang kreatifitas ataupun dunia
anak. Karena anak juga memiliki dunia sendiri, dimana tinggal dengan sejuta
imajinasi dan juga teman- teman yang mereka miliki. Tugas orang tualah mendidik
dan mengarahkan agar nanti dunia anak tidak hanya menjadi dunia yang dipenuhi
dengan kegelapan, tapi juga dunia yang diwarnai dengan keceriaan dan
kebahagiaan serta dunia dimana mereka mencari citra dirinya ( image of self ) serta positif dan
memiliki rasa percaya diri ( self esteem
).
Sekarang ini, akibat produk modernisasi
tadi dapat kita lihat bahea tak ada bedanya gaya
hidup remaja kota dengan gaya hidup remaja desa. Budaya Barat yang
dulu diadaptasi dan ditiru remaja kota,
kini telah melanda remaja desa berkat kemajuan tehnologi. Budaya tolong
menolong, budaya santun dan lugu yang juga menjadi cirri khas remaja desa
perlahan mulai pudar meskipun tidak hilang sama sekali dan berganti dengan
budaya urakan yang dengan bangga mereka sebut dengan istilah “ GAUL”.
3. Beberapa Bentuk Pergaulan Remaja Di Berbagai Belahan Dunia
Pandangan mengenai pergaulan bebas dari tiap-tiap negara
berbeda-beda tergantung dari budaya, adat istiadat, serta kepercayaan yang
dianut oleh sebagian besar penduduk negara tersebut. Berikut perbedaan dari
setiap negara/benua.
a) Amerika Serikat
Penanggulangan Penyakit dan Pencegahannya (CDC) yang berada di Amerika
menyebutkan bahwa 3,2 juta remaja Amerika yang berumur 14-19 tahun, terjangkit
penyakit menular seksual, dan angka tersebut secara prosentase telah mencakup
26% dari jumlah total remaja perempuan di usia tersebut.
Sebagaimana diketahui, bahwa remaja Amerika amat akrab dengan budaya
pergaulan bebas, dimana pergaulan terhadap lawan jenis tidak mimemiliki batas
yang jelas. Dan negara pun mendukung budaya itu, sehingga tidak ada hak bagi
orang tua untuk melarang aktivitas kebebasan anak-anak mereka. Budaya ini
memiliki andil yang cukup besar dalam penularan penyakit seksual di negara itu
b) Australia
Tingkat kenakalan remaja di Australia lebih
tinggi ketimbang remaja di Amerika Serikat. Penelitian lembaga "Murdoch
Children's Research Institute" di Australia dan Universitas Washington,
AS, menemukan fenomena kenakalan remaja di kedua negara tersebut dengan
mewawancarai 4.000 pelajar berusia antara 12 dan 16 tahun di Victoria,
Australia, dan di Washington State, AS.
c) Indonesia
Indonesia
mendefinisikan pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang,
“bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada.
Masalah pergaulan bebas di Indonesia
sering kita dengar dari lingkungan mana pun, baik dari media massa. Telah jelas bagi kita tidak adanya
Rancangan pembentrukan Undang-Undang legalisasi aborsi, karena hal itu
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, Agama, dan Hukum yang berlaku.
Legalisasi aborsi akan mendorong pergaulan bebas lebih jauh dalam masyarakat.
Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan
bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya daya tubu hpada usia remaja.
d) Jepang
Daerah
Niigata, salah satu kota indah di Tokyo sedang marak dengan
tren rok mini (minisuka). Pelajar wanita di Niigata seakan merasa “lazim” mengenakan rok
mini, padahal pihak sekolah dan orang tua melarangnya. Bahkan saat terjadi
razia, mereka membawa rok ganti yang lebih panjang, dan setelah razia, mereka
memakai kembali rok mini itu.
Remaja
Jepang memiliki etika ketika berpacaran. Mereka akan menganggap remeh orang
yang saat berpacaran namun masih menjaga virginity-nya. Jadi, mereka memiliki
ketentuan ketika berpacaran mereka harus melakukan seks bebas dengan
kekasihnya.
Adapun
pelecehan seksual banyak terjadi di Jepang, terutama bagi kalangan wanita.
Contohnya, pria mesum, ketika di supermarket mengambil kesempatan saat wanita
ber-rok mini sedang sibuk berbelanja dan pria tersebut mencoba memotret celana
dalam wanita tersebut. Hal yang sama terjadi pula di sebuah Shinkansen (kereta
listrik), ketika para penumpang sedang berdesakan di dalamnya, para pria mesum
atau lebih dikenal dengan molester
menggunakan kesempatan tersebut dengan melakukan hal-hal yang tidak senonoh
terhadap wanita.
Hal-hal diatas tersebut merupakan contoh-contoh
pergaulan bebas menurut pengertian Jepang. Pergaulan bebas remaja di Jepang
dapat dikategorikan sebagai pergaulan yang sangat bebas, namun mereka masih
menganut tradisi kuno Jepang yang dikenal cukup disiplin.
e) Afrika
Pergaulan
bebas di kalangan masyarakat Afrika Selatan di kawasan-kawasan perkotaan dan
penindasan budaya kaum kulit hitam sewaktu era apartheid telah mengakibatkan hilangnya cara hidup lama di kota-kota di sini. Namun,
budaya kulit hitam masih ada di kawasan pedesaan. Beberapa perbedaan budaya
tetap ada diantara etnis-etnis di sana, seperti adat perkawinan dan hukum adat mereka. Tetapi pada umumnya, tradisi masyarakat kulit hitam
adalah berlandaskan kepercayaan kepada dewa-dewa yang perkasa serta maskulin, semangat nenek-moyang dan kuasa-kuasa gaib. Poligami juga dibenarkan dan "lobolo" (mas kawin) biasanya akan dibayar. Kerbau
memainkan peranan penting dalam kebanyakan budaya, sebagai simbol kekayaan dan
hewan korban.
Pergaulan yang positif pun tidak berjalan secara lancar, seks bebas terjadi
dimana-mana. Adapun sebuah acara/upacara, yang pada akhirnya mereka
bermabuk-mabukan, sehingga lepas kontrol akan kelakuan mereka dan tidak menutup
kemungkinan hal ini menuntun mereka ke dalam seks bebas. Seks yang dimaksud
dapat dilakukan dengan siapa pun, bahkan seorang wanita dapat bersemalam dengan
beberapa pria.
f) Eropa
Dapat kita katakan bahwa
Eropa merupakan titik awal dari tersebarnya pergaulan bebas. Budaya Eropa
cenderung bersifat bebas, terlebih dari segi agama yang berbeda dengan anutan
Islami, juga memiliki sudut pandang yang sangat terbuka.
Dalam kehidupan
kesehariannya, setiap mahasiswa di Eropa menerima bungkusan “biru” yang berisi
satu set lengkap peralatan persiapan untuk melakukan seks, di antaranya adalah
kondom. Pemberian tersebut gratis, tanpa bayar. Hal ini menunjukkan betapa
terbukanya mereka dengan hal-hal yang dianggap tabu oleh masyarakat timur.
Adapun masyarakat di sana
tidak hanya melakukan “pergaulan” dengan lawan jenis, namun ada beberapa
kumpulan orang yang dengan bangganya disebut sebagai “homo” taupun “lesbi”.
g) Timur Tengah
Berbeda halnya dengan
Eropa, negara-negara di timur tengah terkesan sangat tertutup, terutama di Saudi Arabia.
Ketekunan akan menjalani aturan Islami sangatlah kental, menyebabkan adanya
jarak penutup atau pemisah disetiap lawan jenis. Wanita diwajibkan berhijab
(menutup aurat) dan kebanyakan memakai cadar, ini merupakan bukti adanya aturan
yang melarang kaum hawa bergaul bebas dengan kaum adam. Pergaulan dalam konteks
Islami sangatlah tidak sama dengan apa yang ada di negara barat. Seperti
bersentuhan kulit secara langsung sangat tidak dibolehkan oleh Islam, karena
bukan muhrim. Dengan ini, otomatis pacaran pun diharamkan.
Namun, semua peraturan
tidak sepenuhnya dipatuhi sebagaimana watak manusia. Banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan
termasuk pelecehan kaum wanita. Kehidupan yang tertutup seperti itu kadang kala
membuat para pria tidak terbiasa untuk melihat wanita. Hal ini dapat
menyebabkan banyak hal.
5. Cara Pencegahan
Kita semua mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan
kepada Tuhan YME, penyaluran minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal
yang dapat membuat setip orang mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya. Tetapi
walaupun kata-kata tersebut sering ‘didengungkan’ tetap saja masih banyak remaja
yang melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Solusi-solusi untuk
mencegah hal tersebut terjadi adalah sebagai berikut :
1.
Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam
“kenyataan”, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki
angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya shingge apabila remaja
mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengen positif
2. Menjaga keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif
3. Jujur pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.
4. Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita.
5. Perlunya remaja berpikir untuk masa depan. Jarangnya remaja memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai dalam menyusun langkah untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja. Dengan itu maka remaja-remaja akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV & AIDS nantinya.
Selain usaha dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan bebas dapat dikurangi apabila setiap orang tua dan anggota masyarakat ikut berperan aktif untuk memberikan motivasi positif dan memberikan sarana & prasarana yang dibutuhkan remaja dalam proses keremajaannya sehingga segalanya menjadi bermanfaat dalam kehidupan tiap remaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar